Brebes – Asisten Intelijen (Asintel) Kasad, turun ke Kabupaten Brebes Jawa Tengah untuk mensosialisasikan upaya cegah konflik sosial.
Dengan tema “Sinergitas Komponen Masyarakat Dalam Mencegah Konflik Sosial”, Letkol Cpl. Heri Mulyadi selaku Katim Sintelad, tampak memberikan pembinaan kepada perwakilan segenap komponen masyarakat di Aula Jenderal Soedirman Makodim 0713 Brebes. Rabu (8/6/2022).
Baca juga:
What a Forensic Accountant Does
|
Disampaikannya, sejak Proklamasi Kemerdekaan RI 77 tahun silam, keberlangsungan penyelenggaraan pembangunan nasional tidak pernah lepas dari berbagai ancaman keamanan, mulai dari pemberontakan, separatisme, terorisme, kerusuhan, hingga konflik sosial, dimana semua itu menjadi pengalaman buruk yang mengakibatkan terganggunya stabilitas nasional.
Gejolak konflik tersebut terbukti telah mengakibatkan hilangnya rasa aman, timbulnya rasa takut masyarakat, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, korban jiwa dan trauma psikologis (dendam, benci, dan antipati), dimana jelas menghambat terwujudnya kesejahteraan umum.
Konflik bisa muncul dari mana saja, baik dari karakter individu, masyarakat, kelompok, interaksi sosial, serta terjadinya ketimpangan dan kelangkaan. Ia mencontohkan, di awal pandemi covid-19 tahun 2019 lalu, hampir di seluruh wilayah Indonesia terjadi kelangkaan masker. Bahkan terjadinya lonjakan harga bahan pokok akibat pengaruh pandemi global.
“Kita patut bersyukur karena di setiap konflik yang terjadi, pemerintah bersama elemen masyarakat dapat secara cepat, tepat, cerdas dan bijaksana dalam mengatasinya sehingga tidak berkembang luas, ” paparnya membacakan sambutan Asintel Kasad Mayjen TNI Suko Pranoto.
Lanjutnya, upaya pencegahan, penyelesaian secara damai, dan pemulihan pasca konflik bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga seluruh pihak yang memiliki tanggung jawab moral. Oleh karenanya, maka upaya strategis adalah dengan pencegahan konflik sehingga stabilitas keamanan dapat terjaga kondusifitasnya.
“Jadi kegiatan Binkom (Pembinaan Komunikasi) cegah konflik sosial di wilayah Kodim Brebes merupakan salah satu upaya preventif melalui metode ceramah dan tanya jawab, ” sambungnya.
Selanjutnya Heri Mulyadi menyampaikan penekanan dari Asintel Kasad yaitu meminta agar segenap komponen bangsa selalu bekerjasama dalam menjaga persatuan dan kesatuan, dan lapor cepat kepada pihak terkait jika muncul potensi konflik di sekitar tempat tinggal agar upaya preventif dapat segera dilakukan guna menghindari kerugian.
Sementara disampaikan Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Brebes, Mochamad Sodiq, S.STP, M.Si, bahwa keamanan dan ketertiban di wilayah Brebes masih kondusif. Bukti terbaru adalah suksesnya pelaksanaan Pilkades serentak tahap III pada 18 Mei 2022 lalu.
“Masyarakat Brebes kini lebih dewasa dan sadar akan bahayanya konflik sosial, ” tuturnya.
Sodiq juga mencontohkan, respon cepat dari segenap elemen di Brebes yang dengan tegas menolak eksistensi kelompok Khilafatul Muslimin Indonesia. Termasuk upaya pelaporan hukum terkait aksi pawai sepeda motor kelompok Khilafatul Muslimin Indonesia di Desa Keboledan, Kecamatan Wanasari sepekan yang lalu, sehingga kini para tokohnya di Brebes sudah ditangkap pihak kepolisian.
“Aksi seperti ini jelas sangat berbahaya dan meresahkan masyarakat karena akan memicu perpecahan atau konflik sosial, ini harus cepat kita antisipasi bersama, ” tegasnya.
Menurutnya, itu adalah kelompok radikal yang ingin menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi khilafah islam yang dipimpin seorang khalifah dengan penegakan hukum islam saja. Padahal kita ketahui bersama bahwa ideologi Pancasila, perumusannya dulu juga melibatkan para tokoh lintas agama.
Sedangkan Dandim Brebes Letkol Armed Mohamad Haikal Sofyan, M.Han melalui Pasi Intel Kapten Infanteri Yatno menyampaikan harapan agar melalui Binkom itu bisa meningkatkan koordinasi antara Kodim dengan komponen masyarakat untuk mencegah potensi konflik, menangkal aktivitas radikalisme, terorisme, dan intoleransi. Ia juga meminta agar seluruh komponen masyarakat tidak mudah terprovokasi.
Ia mendorong desa-desa dan kelurahan di Brebes untuk segera merealisasikan kampung pancasila, lebih mengaktifkan Siskamling, dan jogo tonggo, sebagai alarm pertama bagi warga lainnya. Upaya itu minimal jelas akan membatasi ruang lingkup gerakan terlarang.
“Kampung Pancasila bertujuan untuk menumbuhkan kembali kecintaan kepada NKRI, juga lebih menguatkan kembali rasa toleransi antar umat beragama, serta semangat gotong-royong sebagai sesama warga bangsa, ” ujarnya.
“Sekali lagi, teruslah yakin bahwa nilai-nilai luhur Pancasila adalah jalan keluar untuk menghadapi segala persoalan bangsa apapun zamannya. Ingat, sampai detik ini, rakyat Indonesia yang sangat majemuk masih bisa hidup dengan rukun, nyaman, tentram dan damai karena Pancasila, ” tandasnya. (Aan/Red)